Berita & Media

BERITA TERKINI

Prof. Lukman Hakim, M,Sc., Ph.D, Apt, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


"Reputasi Bumiputera Yang Bagus Sebagai Modal Menarik Orang Berasuransi."

"Saya sangat mengagumi Bumiputera yang betul-betul beusaha dan berpijak di bumi Indonesia, untuk masyarakat Indonesia, sejak berdiri hingga sekarang. Tentu tidak mudah bertahan di tengah persaingan asuransi asing yang semakin gencar." Demikian Lukman Hakim, Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) beberapa saat setelah acara pembukaan Lomba Karya Ilmiah Guru dan Remaja-kerjasama Bumiputera dan LIPI beberapa waktu lalu.

Seperti apa pandangan pejabat setingkat menteri ini tentang asuransi di Indonesia, dan Bumiputera khususnya? Simak perbincangannya dengan Redaksi Mutual berikut ini.

Insentif khusus

Saya kenal Bumiputera sejak kuliah di Universitas Indonesia (UI)." Kata Lukman ketika di tanya tentang Bumiputera. Saat itu, ia berpartisipasi dalam sebuah "survey" yang diadakan Bumiputera di UI.

Pria yang telah menghasilkan tidak kurang 60 tulisan ilmiah dalam bentuk buku, prosiding dan jurnal ilmiah ini mengatakan "Saya kira pemerintah perlu memberikan insentif khusus kepada perusahaan nasional seperti Bumiputera ini."

Lebih lanjut, ia mengatakan "Asuransi perlu. Saya punya banyak asuransi. Dulu saya pernah masuk asuransi asing, bahkan tiga kali, karena adik saya bekerja di perusahaan asuransi asing itu. Tapi, uang saya hilang begitu saja seiring perusahaannya pindah." Sejak itu, pemilik asuransi jiwa dan asuransi kesehatan ini lebih memilih asuransi lokal. "Perlu diperhatikan, mungkin keuntungan asuransi asing kelihatan lebih besar. Tapi, risikonya juga besar," alumni Universitas Indonesia dan The University of Tokyo, Japan ini mengingatkan.

Asuransi Seperti Riset

Lukman mengatakan "Reputasi Bumiputera yang sangat bagus merupakan modal untuk menarik orang berasuransi, khsusnya generasi muda Indonesia." Keberadaan Bumiputera di Indonesia menurutnya tidak perlu diragukan, apalagi track record Bumiputera yang baik di mata masyarakat sudah terjaga sejak dulu.

Saat ini, ayah dari Dipl Ing . Putri Gita Ayuna (27th) dan Aldian Ikhsan Hakim, B.Eng (Hons.) (25th) ini menilai sosialisasi asuransi di Indonesia masih kurang. "Asuransi sama seperti riset, skemanya tidak serta merta menarik orang." Perlu pemahaman lebih untuk mengerti asuransi.

Kenapa masih banyaknya orang Indonesia yang belum berasuransi? "Di sini pentingnya Bumiputera, kata suami dari Drh. Julie L.Hakim ini. Seperti halnya di lingkungan LIPI, menurut pria kelahiran Curup, 23 September 1953 ini, masih banyak pegawai LIPI yang belum tersentuh asuransi. "Mereka mungkin sudah paham, tapi belum memiliki polis asuransi. Nah, inilah alasan kenapa Bumiputera harus terus menerus melakukan sosialisasi.

Seperti halnya asurasni, dukungan di bidang Iptek dirasakan Lukman sangat minim, dibanding dukungan untuk acara musik atau lomba lain yang sifatnya hura-hura dan glamour. Padahal saat ini, menurut ia Indonesia mengalami benefit populasi. Indonesia saat ini memiliki banyak sekali penduduk remaja. Mereka adalah pasar asuransi yang potensial.

Ke Depan, untuk sosialisasi asuransi di tingkat remaja misalnya, LIPI ingin mensupport Bumiputera. Khususnya terkait dengan pendidikan. LIPI juga bersedia bekerjasama dengan sekolah yang dimiliki Bumiputera. Seperti apa format kerjasama dimaksud, menurut LIPI tergantung kesepakatan. "Maju terus untuk Bumiputera." katanya mengakhiri perbincangan.***

primra fakhda

Kembali ke halaman sebelumnya

 

Kembali ke atas